Skip to main content

Bagaimana Prosedur Konsultasi Ketika Menemui Kondisi Pasien Diluar Dugaan Saat Di Meja Operasi?

Medianers ~ Mungkin pernah terpikir oleh pembaca, bagaimana caranya atau seperti apa prosedur saat pembedahan bilamana dokter ahli bedah beserta tim bedah dan anestesi mengalami kendala saat pembedahan berlangsung di kamar operasi. Kendala dimaksud seperti dibawah ini:
Ada suatu kejadian tindakan pembedahan terjadi diluar dugaan. Kondisi pasien tidak sesuai dengan diagnosa awal. Misal, sebelum operasi pasien didiagnosa hernia biasa. Tapi, setelah dilakukan tindakan pembedahan, ternyata mengalami kondisi parah, usus terjepit, menghitam dan tidak lagi berfungsi dengan normal. Seharusnya tindakannya adalah usus yang rusak/ tidak berfungsi dipotong dan dibuang. Namun, persetujuan tindakan operasi awal bukan memotong usus, tapi hanya mengatasi hernia.

Kemudian ada pula kondisi, mulanya pasien ditangani oleh dokter bedah dengan diagnosa pra bedah appendiksitis akut, ditandai dengan gejala khas nyeri akut pada perut sebelah kanan, kemudian demam, dll. Ketika pemeriksaan fisik, maupun penunjang, kuat dugaan pasien mengalami radang usus buntu. Setelah dilakukan tindakan pembedahan, ternyata pasien mengalami infeksi pada saluran tuba falopi sebelah kanan, yang seharusnya ditangani oleh dokter ahli kebidanan. 

Lantas, bila didapat hal demikian bagaimana prosedur tindakan pembedahan selanjutnya?

Apabila dokter bedah  sewaktu melakukan tindakan pembedahan, mendapatkan atau menemukan kelainan diluar keahliannya dan diluar diagnosa prabedah, maka yang harus ditindak lanjuti saat itu juga oleh dokter spesialis lain di bidangngnya, maka penemuan ini akan disampaikan dan dijelaskan ke pihak keluarga oleh dokter bedah primer, dan juga rencana untuk mengkonsultasikan hal ini kepada dokter lain di bidang tersebut.

Dan, apabila diagnosa praoperasi dengan diagnosa intra operasi tidak sesuai, dokter primer dan tim bedah akan mengkonfirmasi pada keluarga pasien, serta menjelaskan kondisi terkini. Saat diberi penjelasan, bisa saja keluarga diminta masuk kedalam kamar operasi, serta dijelaskan kondisi terkini keluarganya yang sedang ditolong. Bila keluarga tidak setuju untuk dikonsultasikan atau diberi tindakan lanjut, keluarga diminta menandatangani surat penolakan. Tim / ahli bedah primer menyelesaikan tindakan sesuai dengan kemampuannya dengan mengutamakan keselamatan pasien.

Apabila keluarga pasien setuju, maka dokter konsulen akan dihubungi sesuai dengan tata cara konsultasi cito (emergensi). Keluarga pasien menandatangani informed consent (persetujuan tindakan operasi). Dokter konsulen akan memberikan konsultasinya dan bila perlu, akan menindak lanjuti tindakan pembedahan langsung datang ke kamar operasi, tanpa dokter bedah primer atau bersama dengan dokter bedah primer dan tim. 

Kemudian, setelah operasi selesai, ahli bedah primer dan dokter penerima konsul masing-masing membuat laporan operasi serta melengkapi formulir pemeriksaan lanjutan lainnya dan semua proses administrasinya. Demikianlah prosedur konsultasi pembedahan bila terjadi sesuatu hal diluar dugaan saat operasi / pembedahan sedang berlangsung.(AntonWijaya)

Comments

Popular posts from this blog

Gejala Mesothelioma (Kanker Mesothelioma)

Kanker Mesothelioma. Mesothelioma Kanker Mesothelioma adalah bentuk penyakit yang jarang Anda temukan.penyakit agresif kanker yang anda temukan terutama berkembang di lapisan paru-paru ( mesothelioma pleura ) atau perut (peritoneal mesothelioma ). Disebabkan oleh asbes, mesothelioma sampai sekarang belum diketahui obatnya. Dan memiliki prognosis yang sedikit. Ketika didiagnosis dengan mesothelioma, prognosis biasanya sangat sedikit, karena tidak ada obat untuk penyakit ini, dan biasanya itu ditemukan pada tahap akhir pembangunan.Umumnya, mesothelioma sebelumnya didiagnosis, prognosis lebih sangat baik untuk pasien memilikinya. Faktor-faktor lain yang Bisa Mempengaruhi Prognosis Jenis sel dan lokasi tumor (s) Apakah penyakit ini telah menyebar (metastasis) kesehatan secara keseluruhan individu Sementara prognosis umumnya sedikit, masih ada harapan untuk bertahan hidup. Misalnya, Heather Von St James. 10 tahun menjadi korban penyakit mesothelioma divonis untuk tid

Tata Laksana Pemakaian Gelang Berdasarkan Warna (Identifikasi Pasien)

Medianers ~ Semua pasien rawat inap atau rawat jalan, IGD dan yang akan menjalani suatu prosedur atau tindakan harus diidentifikasi dengan benar selama menjalani masa perawatan di Rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah salah pasien, salah tindakan dan salah prosedur. Untuk itu, pasien wajib di identifikasi berdasarkan warna gelang yang melekat di tubuhnya. Pasien rawat inap harus menggunakan gelang identitas. Di gelang identitas wajib ditulis 3 (tiga) data penting, diantaranya: Nama pasien,  Tanggal lahir Nomor Rekam Medis ( Medical Record / MR)  Pemakaian Gelang Identitas Pasien Dibedakan Berdasarkan Warna, diantaranya: Merah muda :  untuk pasien berjenis kelamin perempuan    Biru muda : untuk pasien berjenis kelamin laki-laki. Merah : untuk pasien alergi obat-obatan. Kuning : untuk pasien dengan risiko jatuh Hijau : untuk pasien alergi latek Ungu : untuk pasien DNR (Do Not Resusitation) Abu-abu : untuk pasien dengan pemasangan bahan radioaktif (kemoterapi) Putih ( putih )

Cara Menilai Derajat Nyeri

Skala penilaian derajat nyeri / Wong Baker Faces Pain Rating Scale   Sebetulnya penilaian rasa nyeri dialami seseorang rumit dinilai, karena subjektif, hanya orang tersebut yang bisa merasakan, kemudian rasa nyeri dialami antara si A dan si B akan berbeda makna. Si A mararau kesakitan sambil guling-guling, sementara si B hanya mengernyitkan dahi, padahal keduanya sama-sama diberi perlakuan yakni disuntik di daerah kemaluan untuk memasukan obat bius jelang disunat (sirkumsisi). Lalu, bagaimana menentukan penilaian nyeri seseorang agar  lebih objektif dan dapat diukur? jawabnya tentu menggunakan skala, yang dikenal dengan Wong Baker Faces Pain Rating Scale . Rincian keterangannya seperti gambar di atas, yang dibedakan berdasakan reaksi wajah, seperti keterangan berikut: Wajah 1 : Merasa senang karena ia tidak nyeri sama sekali, berada di skala 0 Wajah 2 : Rasa nyeri hanya sedikit dan berada pada skala penilaian 1-3 Wajah 3 : Merasakan sedikit rasa nyeri, berada pada skala pe